Yang tak Terlewatkan


01 Dec @Kolom

Simposium Nasional PTK IPA yang baru saja digelar oleh PPPPTKIPA masih lekat dalam ingatanku. Bisa ke ibu kota adalah suatu hal yang sangat jarang bagiku, bahkan hanya event-event tertentulah yang membawaku untuk datang ke Jakarta. Rasanya campur aduk ketika mendapat email undangan menghadiri simposium ini. Gembira namun juga nervous , karena mengukur kemampuan diri yang tak seberapa. Undangan ini memang didapat tidak secara cuma-cuma, sebelumnya para peserta harus mengumpulkan karya tulis berupa best practice. Semangat untuk menimba ilmu membuat penulis pun berusaha mengirim artikel berdasar pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan. Tidak menyangka bercampur haru ketika ternyata tulisan sederhana itu akhirnya bisa membawaku ke Jakarta.

Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan memberikan pelajaran yang sangat berharga. Jasa para guru yang telah membimbing dan memberikan ilmunya sehingga kita bisa menjadi seorang guru. Bapak Kepala Sekolah dan teman seperjuangan yang selalu memberikan dorongan dan kesempatan. Dan tak kalah pentingnya yang sangat berperan dalam penulisan best practice ini adalah anak-anak. Para siswakulah yang menurutku sangat berjasa . Terimakasih para siswaku. Kalian telah memberikan sebuah pembelajaran bagiku. Betapa tidak, ide untuk membuat media, mengambil metode dalam pembelajaran sebenarnya terinspirasi dari para siswa. Menghadapi siswa-siswa yang sangat aktif dengan berbagai latar belakang membuatku memutar otak untuk mencari media dan metode dalam mengajar agar bisa diterima dengan baik. Kondisi merekalah yang telah memaksaku untuk berfikir , sehingga ide-ide memilih media maupun metode pun muncul.

Benar adanya setiap orang adalah guru. Tanpa sadar sebenarnya para siswalah yang memberikan pelajaran kepada kita. Keunikan , tingkah laku bahkan hal-hal yang mereka lakukan seolah menjadi stimulus bagi para guru untuk belajar bagaimana mengelola kelas. Siswa yang sering berulah pun mengajarkan kepada kita tentang arti dari kesabaran dan kasih sayang. Para siswa yang kurang cepat dalam menangkap materi pembelajaran telah mengajarkan kepada kita bagaimana membuat skenario dan melakukan pembelajaran yang menyenangkan, karena sesungguhnya guru adalah fasilitator dan sutradara dalam pembelajaran. Guru harus mampu memilih media dan metode sesuai dengan karakteristik siswanya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Terimakasih semuanya, satu kesimpulan yang kudapat setelah pulang dari simposium adalah I’m still have to learn, menjadi pembelajar dan terus belajar agar hari esok selalu lebih baik. Aamiin…

Banguntapan, 01122018

No comments: