**ILMU KEBAL** VS **PESULAP** !


**ILMU KEBAL** VS **PESULAP** !


=====================
**Tulisan ini kelanjutan dari treads : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1125222 **
=====================

Kasus TARSAN yg dirilis salah satu stasiun TV, yg katanya, ditembak sampai berkali-2 ( konon 70 X ) tidak mempan sama sekali. Seakan menjadi fakta tak terbantahkan ttg adanya Ilmu Kebal. Menurut berita tersebut, setelah diberitahu ttg adanya jimat di cincin, kabarnya si Tarsan pun bersimabh darah !

Tarsan seakan sbg Bukti & Fakta dari berbagai cerita maupun dongeng ( termasuk cerita kepahlawanan ), yg katanya juga mempunyai ilmu tersebut.

Kalau cerita dari mulut ke mulut, dongeng dan kabarnya...., mmg tak bisa mjd bukti. Akan tetapi, peristiwa tarsan membuat orang banyak terhentak setengah tak percaya.

Akan tetapi jangan lupa, bahwa cerita dari sebuah media belum bisa dijadikan bukti apalagi fakta. Jangan lupa pula, mereka terbiasa memberi berita dr beberapa sumber atau tidak menutup kemungkinan malah hanya satu sumber saja. Apalagi mengejar berita yg faktual dan menghebohkan adl target berita. Nah.., kalau heboh..., siapa yg untung.... ???
Maka jgn heran, jika berita media yg satu dgn yg lainnya sering berbeda-beda.

Utk itu, gambar dan berita belum bisa dijadikan bukti dan fakta. Kecuali hanya sebagai sebuah berita. Jadi utk menjadi bukti, perlu penelusuran yg lebih teliti. Tentu saja terhadap berita apapun juga, kecuali hanya sekedar informasi belaka. Apalagi yg pake konon kabarnya... ? Wah..., tambah gak bisa dipercaya ! ( Termasuk mengenai berita manusia kawat. )

Nah... berbicara... Ilmu kebal dan sejenisnya. Telah banyak mempertunjukkan atraksi yg pd kenyataannya mengandung banyak kejanggalan dan keanehan.
Kecuali banyak atraksi yg dilakukan diri sendiri juga hanya dilakukan oleh komunitasnya sendiri. Dan dalam banyak kasus, mereka selalu saja mempunyai alasan & dalih utk berusaha menghindari kenyataan itu.

Sebuah keanehan dan kejanggalan.... yg pantas dipertanyakan kebenarannya ?

Kalau dah gitu..., KENAPA TDK MENJADI PESULAP SAJA... ?
PESULAP..., kecuali bisa menjadi sebuah atraksi yg enak dipandang mata, malah pd kenyataannya lebih hebat dr Ilmu kebal !
Bahkan MEREKA bisa memotong-motong, menggergaji, mencacah-cacah dgn pedang dll, tapi kenyataannya masih utuh badannya !
Dan MEREKA PUN tak pernah mengklaim telah menggunakan magis atau ilmu kebal !
Kecuali..., yg nyata-nyata mau menipu... !

Mbok ya sudah..., KENAPA tidak jadi PESULAP saja... !
Dari pada malu-maluin.... !

INDONESIA..... OH.... INDONESIA !
Nasibmu kini.... !

He... he... he... !

Masidan.

Babak Baru... Hukum & Politik Indonesia !


Babak Baru... Hukum & Politik Indonesia !


Terjerembabnya.... Aulia Pohan dalam kasus dana BLBI adalah babak baru dr banyak KEBUSUKAN HUKUM & POLITIK selama ini.

Walau terkesan ada tarik ulur... dlm penetapan Aulia Pohan sbg tersangka. Namun akhirnya... KPK punya tekad yg kuat utk membidik para koruptor selama ini. Dan Aulia Pohan pun harus rela utk tidak menyombongkan diri mjd BESAN orang no. 1.

Posisi kasus AU ( Aulia Pohan ) mmg cukup strategis.... di dalam proses PENEGAKAN HUKUM. Sebab, di sinilah FAKTOR KUNCI.... di mana penegakan hukum itu bisa ditegakkan atau cuman akan sebagai DAGELAN !

Karena jika hukum harus menyentuh orang no. 1..., maka sejarah telah membuktikan selama ini... Yaitu ketika orang dekat telah terselamatkan !
Bola salju... PENEGAKKAN HUKUM pun menjadi melemah ke bawah !
Dan Hukum pun hanya akan jadi milik SRIMULAT !
Bahkan semua hanya akan menjadi PEMAIN SRIMULAT !
Termasuk di dalamnya KPK !

SELAMAT.... !
SELAMAT... NURANI BANGSAKU.... !
TERNYATA... MASIH MAMPU BERBICARA... !

Dan semoga semua BISA BERJIWA BESAR utk segera MENGAKHIRI SEMUA KEBUSUKAN selama ini... !
Semua saja... , yg pasti banyak akan menyusulnya !



Quote:
Oh... **AULIA POHAN** Nasibmu kini...... !


Babak baru dari dunia perpolitikan & penegakan hukum kita !
Tiada celah lagi utk bisa menyelamatkan.... kerabat-2 Istana kebesaran !
Tak ada lagi kata selamat dan diselamatkan.... demi wibawa semu !
Wibawa semu.... orang-orang no 1... selama ini... !

Menyelamatkan tak ubahnya... sama dgn merusak... !
Merusak !
Kesucian Hukum !
Ketabuan Hukum !

Merusak... !
Rakyat banyak yg mmg seharusnya paling dilindungi... !

Bukan malah... selalu mempertahankan sejarah kotor para pejabat !
Sebagaimana yg lalu-lalu... !

Di mana.... para kolega, besan, dan kerabat.... di nomer satukan... !
Maka para BELATUNG.... Bangsa pun... yg hanya akan tumbuh subur... !

Di mana... pemilik topeng-2 Badut selalu saja bisa bersenandung.... !
Maka..., hanya rakyat kebanyakan yg selalu menjadi TUMBAL !

Nurani pun kini sudah bisa berbicara LEGA !
Maka siapapun harus MENERIMA AKIBATNYA... !
Tidak terkecuali.... di lingkaran orang no. 1 !

SEMOGA SEMUA TABAH... !
utk BISA MENGAKHIRI SEMUA KEBUSUKAN SELAMA INI !

SELAMAT.... DATANG NURANI BANGSA YG SEGERA AKAN JAYA !

Quote:
Para Tersangka dan ' Calon Tersangka ' Kasus Korupsi :

" Haruslah Berjiwa Besar "



Kalau bangsa ini mau jujur, maka mungkin hanya beberapa gelintir saja pejabat atau mantan pejabat pada preode pemerintahan yang lalu benar- benar bersih dari kasus-kasus korupsi. Kalau toh ada yang digolongkan bersih dari pratek-pratek korupsi ataupun KKN, hanyalah sikap dari idiealisme diri menghadapi lingkungan yang memang sangat korup. Sikap dan idealisme yang tidak mungkin bersih dari keterkukungan budaya yang korup.

Hal ini, juga berlaku dengan tokoh-tokoh masyarakat yang melingkupi ruang gerak pemerintah saat itu, atau siapapun juga yang mencoba masuk dalam gerak laju pemerintah tersebut. Mereka menjadi sangat tak berdaya dengan apa yang dulu pernah menjadi idealisme dan sikap hidupnya.

Diakui atau tidak, korupsi saat itu telah menjadi bagian dari gerak langkah pemerintah pada masa lalu. Korupsi adalah kenyataan yang tidak bisa ditutupi dan dibohongi. Bahkan ada semacam pameo : " Siapapun juga yang tidak bisa bekerjasama dengan prilaku yang korup, maka bersiap-siaplah terjungkal atau terpental dari lingkaran mereka. "

Betapa hebatnya budaya korupsi saat itu, bahkan dari pemerintah Habiebie sampai Megawati-pun tak bisa berbuat apa-apa mengatasi keadaan ini. Malah sejarah telah membuktikan, bahwa pemerintahan saat itu, mau tidak mau atau suka tidak suka malah harus berkubang dengan budaya tersebut.


Mulyana W Kesuma : Merupakan contoh korban dari sejarah yang kelam !

Masih ingat Mulyana W Kesuma, (ketua KPU itu), beliau sudah tidak mampu mengendalikan kewaspadaan diri akibat telah terperangkap masuk ke dalam banyak kebobrokan moral yang ada. Siapa yang tidak tahu Mualyana W Kusuma itu, salah satu tokoh reformasi yang merupakan bagian dari keinginan menegakkan keadilan dan tekadnya menghabisi korupsi.

Namun apa yang terjadi dengan Mulyana, tertangkap basah melakukan suap-menyuap yang merupakan bagian dari korupsi itu sendiri. Dan Mulyanapun tinggal menunggu keadilan yang dulu ingin ditegakkan itu. Mulyana memang telah terbukti melakukan suap, dan saat itu pula kasus korupsi yang terjadi di dalam menjadi terbongkar satu per satu. Mulyana memang harus berjiwa besar menjalani hidup di penjara.

Sekilas, tampak mulyana telah berubah tentang apa yang dulu telah menjadi idealismenya. Namun kalau kita jeli, mulyana sebenarnya hanyalah korban dari sejarah yang kelam. Sebab siapapun juga, tokoh reformis, kalau tidak mempunyai kemampuan menejemen yang handal dan memberanikan melibatkan diri dengan arus pemerintah saat itu, maka dapat dipastikan akan tertelan dengan budaya tersebut.

Ini bisa dipahami, bahwa budaya korupsi saat itu bagai sebuah kenyataan umum yang tidak bisa dicegah atau dihentikan oleh siapapun juga. Suap-menyuap dan korupsi seakan telah menjadi bagian dari proyek yang ada di pemerintahan. Sehingga pemahaman yag terjadi saat itu adalah ada proyek maka harus ada pembagian rejeki oleh semua pihak yang terlibat, termasuk badan keuangan yang membiayai dan menerima laporannya. Saat itu, ini bukanlah rahasia umum, malah menjadi keharusan umum.

Nah di sinilah, mulyana tampaknya tak bisa berkutik dengan kenyataan yang terjadi pada tanggung jawabnya. Kemudian mulyanapun terjebak dan berkubang masuk di dalamnya. Sungguh bagai sebuah nasib memang, mulyanapun tidak menyadari akan ada perubahan politik yang akan terjadi, maka terbongkarlah kasusnya. Ini akan menjadi lain jika tidak ada kemauan politik yang terjadi, maka dapat dipastikan mulyanapun akan selemat seperti yang sudah-sudah.


Pemerintahan yang lalu sangat sulit terhindar dari kasus korupsi !

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi budaya korupsi yang sudah sedemikian hebat terjadi pada bangsa ini. Dengan demikian, kalau memang ada kemauan merubah keadaan budaya itu, maka tidak ada jalan lain, kecuali harus banyak menelan korban sebagai tonggak sejarah berakhirnya budaya korupsi. Ini harus dilakukan kalau masih ada tekad untuk itu.

Sebab kalau kita mau jujur dan mengunakan nurani, maka tidak ada yang bisa disalahkan dengan orang yang telah terseret dengan arus tersebut. Mereka seakan menjalankan kewajibannya sebagai tuntutan atas apa yang telah menjadi kebiasaan dan 'kebudayaan'. Hal ini, tidak bisa dibayangkan jika orang tersebut mencoba melawan arus yang ada. Maka, dapat di pastikan merekapun akan menuai masalah dalam kepemimpinannya. Atau, paling tidak, akan teronronglah kedudukannya. Malah, tidak menutup kemungkinan akan di copot dengan alasan tidak mampu memeneg instansinya.

Jadi, menjadi wajarlah jika mereka melakukan apa yang memang sebaiknya dilakukan. Sebagaimana seorang pemimpin yang mencoba mengelola ' aspirasi ' yang ada di bawah dan di atasnya. Sehingga menjadi bisa dipahamilah, jika menjadi mencair dengan budaya yang ada dan sedang berlaku. Sebuah kenyataan yang sulit namun begitulah realitas budaya (korupsi) yang terjadi.

Sehingga kalau kita mau jujur dengan mata hati kita, maka seakan tidak ada tempat untuk sembunyi bagi mantan pejabat yang lalu. Sehingga merekapun menunggu waktu untuk terbongkar kasusnya tentang masalah ini. Merekapun was-was dan kawatir jika ternyata ada yang bisa memberi bukti atas apa yang pernah mereka lakukan. Dan hanya para mantan pejabat yang beruntung saja yang bisa terhindar dengan masalah ini. Namun yang jelas nasib mereka hanya menunggu pembuktian dan kondisi politik yang bisa menyelamatkannya.


Sudah saatnya mempunyai jiwa besar untuk menjadi tersangka dan ' calon tersangka ' kasus Korupsi.

Kalau kita punya keinginan yang kuat untuk mengakhiri budaya korupsi bangsa ini, maka tidak ada jalan lain bagi para mantan pejabat, tokoh-tokoh politik, dan tokoh-tokoh masyarakat yang lalu pernah terkait, harus berjiwa besar menunggu gilirannya menjadi calon tersangka dalam kasus tersebut.

Tak ketinggalan pula, para Pejabat BI, DPR dan semua komponen BANGSA yg terlibat kasus KORUPSI, harus berjiwa besar menerima resiko politik atas apa yang dulu pernah di embannya. Bisa saja beliau sekeras mungkin untuk bisa lolos dari kasus yang menimpanya. Namun beliau harus mampu memberi alibi yang masuk akal dan bisa diterima. Ini jangan sampai menjadi preseden buruk dalam membangun budaya bangsa yang bebas dari korupsi. Walaupun tampaknya ini menjadi sulit dan harus di terima dengan jiwa besar sebagai resiko politik demi alasan perbaikan bangsa.

Sebab sudah saatnya, untuk meninggalkan usaha selamat-menyelamatkan dan melindungi, ketika instansi yang ada sudah syarat dengan berbagai tindak korupsi. Serta berbagai bukti sudah begitu mencolok di depan mata.

Dan genderang perang dengan budaya korupsipun akan terus bergerak dan mencari 'korban'. Dan siapapun yang dulu pernah bersinggungan dengan dinamika roda-roda pemerintah menunggu giliran untuk menjadi calon tersangka baru, siapapun juga yang dulu pernah menjabat dan menjadi tokoh apapun juga yang pernah ada di dalamnya. Mereka nampaknya menunggu waktu, menanti saatnya tiba.


Kasus Korupsi jangan hanya dilihat salah dan benarnya, namun keinginan yang elegan untuk memperbaiki budaya bangsa.

Sudah menjadi saatnyalah pula, untuk melihat mereka bukan dari bagian dari usaha membangun budaya yang korup, namun bagian dari darma bakti mereka mengemban tugas negara sebagai anak bangsa, tentu saja dengan resiko apapun yang harus diterima kelak. Sebuah resiko yang harus diterima dari keadaan dimana mereka mengemban pada keadaan yang memang cukup mengkawatirkan. Mengkawatirkan di tengah budaya keserakahan yang belum bisa diruntuhkan.

Tidak ada jalan lain untuk bisa mengemban tugas negara dengan baik, di tengah-tengah budaya yang tidak menguntungkan. Sebuah budaya yang mengharuskan mereka kompromi dan melakukan toleransi. Sebuah budaya yang seakan tidak memberi tempat untuk idealisme dan keutamaan hidup mereka.

Namun di lain pihak bangsa ini juga tidak bisa terus menerus berkubang dengan budaya yang pantas segera ditinggalkan. Sehingga, tidak ada jalan lain kecuali untuk tidak mencari salah dan benar dengan kasus ini. Namun, sebagai jalan untuk segera merubah keadaan bangsa yang sudah sangat terpuruk ini. Dan buktipun seakan menjadi bahasa untuk menciptakan tonggak sejarah baru bagi bangsa indonesia. Selanjutnya tersangka dan 'calon tersangkapun' sudah sepantasnya di gunakan sebagai bahasa mangakhiri budaya yang sudah penuh dengan keserakahan. Dan merekapun harus rela menjadi korban sejarah yang kelam.

Mudah-mudahan dengan ini, budaya korupsi sudah dan akan menjadi bahasa masa lalu bangsa kita. Tidak ada jeleknya pula, untuk menganggap mereka menjadi 'pahlawan anti korupsi' yang telah menjadi korban budaya yang telah memerosokannya.

Mudah-mudahan mereka tetap tabah dan berjiwa besar !
Berita selengkapnya : Aulia Pohan Setujui Pencairan Rp 31,5 Miliar


By Masidan.

Mengenal **PELAKU TERORISME** !

Mengenal Pelaku Terorisme !



By Masidan.




Tayangan hasil rekaman yang tidak disengaja, yang merekam peristiwa bom
bunuh diri di bali beberapa saat yang lalu, membuat banyak lapisan
masyarakat terheran-heran dengan pola prilaku pelaku bom bunuh diri
yang nyaris tanpa beban dan rasa bersalah. Sehingga wajar jika
masyarakat bertanya-tanya tentang tindakan pelaku yang cukup kejam itu.



Di lain pihak, masyarakat juga bertanya-tanya mengapa ledakan demi
ledakan terus terjadi dan seakan tiada berhenti. Terakhir peristiwa bom
bali dua, bagai menjadi bukti bahwa tindakan terorisme menjadi tidak
berkesudahan. Pelaku demi pelaku sepertinya terus ada dan bermunculan.
Memang ada garis merah tentang tokoh yang ada dibalik pelaku teror itu
dengan ledakan-ledakan bom sebelumnya. Masyarakatpun menjadi bimbang
kenapa tokoh yang sudah banyak dikenal foto-fotonya itu belum bisa
tertangkap semua.



Ada apa dengan itu semua ?

Ada apa dengan mereka semua, seakan bagai belut yang sangat sulit di tangkap ?

Mengapa selalu ada pelaku-pelaku baru ?

Dan masih banyak pertanyaan yang muncul di dalam benak mereka, ada apa
gerangan dengan kehidupan pelaku teror, kenapa mereka bisa begitu kejam
dan tenang ?

Sehingga sudah saatnya perlu dijelaskan kepada masyarakat luas untuk (
setidaknya ) mengetahui serta mengenal prilaku mereka sehari - hari, di
dalam bermasyarakat dan segala aktifitas mereka. Sedemikian sehingga
mengapa mereka berpotensi menjadi seorang teroris sungguhan.



Mungkin ulasan ini hanya akan mengulas sedikit banyak tentang mereka.
Juga garis besar mengenai pandangan hidup dan pemahaman mereka tentang
keyakinan. Memang menjadi sangat sulit untuk bisa memahami mereka
secara keseluruhan, namun paling tidak ini bisa menjadi tulisan
sederhana yang mampu memahami dan bisa menjadi kewaspadaan masyarakat
luas. Sebuah kewaspadaan yang memunculkan kesadaran tentang kemungkinan
keluarga, tetangga, atau lingkungan masyarakatnya telah menjadi atau
paling tidak cikal-bakal calon seorang teroris.





Mereka telah Hidup di dalam hidupnya sendiri !



Dalam kehidupan beragama, atau bahkan mungkin suatu aliran kepercayaan,
seseorang bisa menemukan sebuah hakekat hidup sebagai sebuah
'kedirian'. Demikian sehingga, apapun agama dan kepercayaan yang
dianutnya, dengan segala ajaran yang telah lama terkembang dan mereka
yakini, telah menjadikan mereka mahkluk pribadi yang merasa paling
bertanggungjawab terhadap tuhan yang menciptakanya. Kemudian dengan
'kedirian' terhadap tanggungjawab dan kewajibannya itu, dalam
perjalanan ritual mereka (pendalaman suatu agama atau aliran
kepercayaan) akan menemukan apa yang dinamakan puncak penghambaan (bisa
dipahami sebagai sebuah radikalisme). Puncak penghambaan inilah yang
menjadikan mereka serasa hidup di dalam kehidupannya sendiri.



Keadaan seperti ini bagai fase sebuah mimpi yang seakan menjadi
kenyataan. Sebuah mimpi di mana mereka bisa merasakan apa yang
dianamakan kebenaran hidup dalam keyakinannya. Fase pemahaman
keagamaan, atau sebuah kepercayaan lainnya, yang menjadikan mereka
mengedepankan pemikiran-pemikiran supra natural yang sangat sulit
dikalkulasi secara akal. Maka dalam perjalanan selanjutnya, kelompok
ini menjadi serasa aneh, radikal dan sulit untuk diajak diskusi ataupun
kompromi tentang suatu hal yang telah menjadi pemahamannya.



Sekte 'Kiamat', bunuh diri masal, dan masih banyak radikalisme kedirian
atas sebuah keyakinan, adalah contoh dari fase ini. Jelaslah menjadi
sulit untuk memahamkan mereka pada pemahaman di atas akal pikiran yang
obyektif. Ini tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi dengan kelompok
teroris, walaupun ada sedikit perbedaan dengan tujuan yang ingin
dicapainya. Namun begitu, kedua-duanya bisa dikatakan dalam fase yang
sama dalam sebuah keyakinan. Dalam kondisi semacam ini, merekapun bisa
melakukan apa saja yang tak mungkin dilakukan oleh masyarakat pada
umumnya. Sehingga pembunuhan massal, bunuh diri massal, atau pun bom
bunuh diri, menjadi hal yang mudah dan seakan tanpa masalah untuk bisa
mereka lakukan.





Radikalisme pemahaman dan hidup dalam kedirian inilah, yang menjadi
pencetus mereka menjadi kejam dan biadap di mata masyarakat umum.
Namun, anehnya dihadapan mereka, apa yang telah mereka lakukan adalah tugas suci,
yang diyakini bisa mendapat balasan yang tak terkira. Inilah dua sisi
yang sangat bertentangan antara pelaku dan pandangan masyarakat luas.



Perlu juga ditekankan di sini, bahwa radikalisme pemahaman suatu
keyakinan ataupun aliran kepercayaannya, bukanlah berada pada sebuah
Agama ataupun suatu aliran kepercayaan yang dianutnya, namun sebuah
idiologi yang ingin dibangun melalui pemahaman agama, aliran
kepercayaan, ras, suku ataupun golongan. Ingat Hitler dengan NAZI-nya,
mampu membunuh berjuta-juta orang dengan alasan Ras. Jepang dengan
ekspansinya diseluruh penjuru dunia, yang berkesudahan dengan bom atom.
Dan masih banyak lagi radikalisme pemahaman idiologi yang berada pada
ras, golongan, aliran kepercayaan sampai agama, sebagai jalan untuk
membentuk radikalisme hidup kediriannya. Dengan demikian, sudah
sewajarnyalah memahami terorisme dan Islam itu, hanyalah bagian dari
jalan terbentuknya radikalisme hidup dalam kedirian itu sendiri atas
nama agama ataupun aliran kepercayaan.





Puncak dari egoisme hidup !



Seperti apa yang telah dijelaskan di atas bahwa Agama Islam yang saat
ini menjadi tempat berkembangnya terorisme, hanyalah sebagai jalan
terbentuknya radikalisme hidup itu sendiri. Jadi sudah selayaknya kita
harus bijak memahami terorisme sebagai bentuk radikalisme diri,
sebagaimana apa yang bisa terjadi pada agama lainnya, aliran
kepercayaan, ras ataupun golongan. Ini perlu ditekankan mengingat
munculnya radikalisme hidup sesorang atau sekelompok orang dimanapun
mereka berada, pastilah hanya akan menimbulkan kerusakan dan darah.



Kembali kepada masalah terorisme, sebagaimana kita tahu bahwa mereka
telah hidup dengan kedirian hidup mereka, yaitu suatu fase yang
menjadikan mereka sebagai kelompok kecil saja di dalam kelompok
masyarakat yang begitu besar. Dengan demikian, mereka pastilah tidak
mampu atau serta merta bisa bersosilisasi dengan baik terhadap
masyarakatnya. Kalau toh mereka mencoba bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar, itupun sebatas apa yang serasa dianggap perlu saja.
Sebab biasanya mereka lebih asyik dengan kehidupannya sendiri, dengan
idiologi-idiologi yang dipahaminya.



Tentu saja dengan demikian mereka lebih senang berkumpul dengan
kelompok yang dianggapnya segaris dengan pemahaman idiologinya. Kalau
toh mereka belum menemukan kelompok yang segaris dengan apa yang
diyakininya, merekapun berusaha menemukan kelompok yang dimaunya. Nah
disinilah awal mulanya, jika mereka atau seseorang tersebut masuk atau
berhasil dibina oleh kelompok teroris, maka berpeluang besarlah, ia
benar-benar menjadi seorang teroris.



Seorang teroris yang bermula dari pengalaman hidup yang merasa
menemukan sebuah fase hidup dalam kedirian. Fase hidup kedirian yang
merasa bertanggungjawab langsung dengan tuhan yang telah
menciptakannya. Sebuah fase hidup, sebagaimana banyak dijumpai pada
pengalaman hidup seseorang yang mendalami sebuah idiologi pada
keyakinan sebuah agama, aliran kepercayaan, ras ataupun suatu golongan.
Sebuah fase yang menjadikan hidup mereka sebagai sebuah kebenaran,
cita-cita yang menjanjikan, harapan yang harus diwujudkan, dan sebagai
tugas suci kediriannya terhadap sang penciptanya.



Fase ini jugalah yang tidak memungkinkan orang lain dapat menyalahkan
atau mengkritisi hidupnya. Menyalahkan dan mengkritisi hidupnya yang
merasa langsung dipertanggungjawabkan terhadap Tuhannya. Suatu fase
dimana telah membuat mereka menganggap kebenaran hidup adalah kebenaran
pemahamannya. Suatu fase hidup yang telah menjadikannya egois dalam
hidupnya. Dan kebenaran Tuhanpun seakan ada pada dirinya sendiri.





Seorang teroris atau kader teroris biasanya mempuyai otak yang cukup cemerlang.



Ini bisa dipahami, seseorang yang mampu menemukan fase hidup yang penuh
dengan kedirian hanyalah orang-orang yang mempunyai keenceran otak
(mempunyai tingkat kecerdasan yang cukup). Sebab jalan untuk melalui
fase hidup yang penuh kedirian adalah kemampuan memahami suatu ideologi
jalan hidup yang menjadikan mereka bisa menghayati dan mengerti. Ini
tidak semua orang mampu dan bisa mencapainya pada fase ini.



Dengan demikian, merekapun umumnya pandai menyembunyikan gejolak yang
ada pada dirinya. Mampu menjadi seseorang yang seakan berkepribadian
ganda. Sebab, sangat mungkin mereka adalah orang baik yang tak banyak
ulah. Atau seorang dermawan yang suka membantu. Seorang yang sabar dan
tenang menghadapi hidupnya. Atau juga, sebagai seorang yang taat
menjalankan agamanya. Berbakti dan taat kepada kedua orang tuanya.
Selanjutnya, merekapun seakan mirip dengan sosok yang mempunyai
kepribadian ganda, yang bisa kejam dan bisa melakukan apa saja demi
idialisme dan idiologi dalam dirinya.



Mereka bisa saja, orang yang tak jelas rimbanya di mata keluarga dan
sanak familinya. Hidup mereka seakan tiada kabar bagai ditelan bumi.
Kalau toh keluarga mereka bertemupun pastilah kaget dengan perubahan
yang ada pada dirinya. Perubahan diri yang sangat jauh dari keadaan
diri yang lalu ada. Dapat di pastikan pula, keluarganya tak akan pernah
tahu dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya sekarang.



Ini menjadi tidak mengherankan, jika keluarga dan mungkin masyarakat
disekitarnya tidak mengetahui bahwa ia ternyata seorang teroris. Semua
menjadi terkejut dan tak menyangka dengan apa yang telah dilakukannya.
Inilah bukti, bahwa mereka mempunyai otak yang cukup cemerlang, yang
mampu menyembunyikan apa yang ada digejolak jiwa dan dirinya.



Kecerdasan mereka pulalah, yang menjadikan mereka sulit dideteksi
keberadaannya. Mereka sangat pandai dan banyak belajar dengan apa yang
sudah dilakukan pendahulu-pendahulunya ( sebab sangat mungkin pelaku
satu dengan yang lainnya tidak saling mengenal dalam setiap aksi yang
berbeda). Mereka sangat tahu dan banyak belajar dengan apa yang telah
dilakukan oleh teror sebelumnya, yang telah dilakukan oleh orang lain.
Inilah yang menjadi faktor tersulit aparat keamanan melacak keberadaan
mereka.





Perubahan yang menjadikan mereka menjadi keras pemahamannya.




Pengalaman hidup seseorang memang tidak bisa diduga ataupun dengan
mudah direncanakan. Kesukaan mereka mempelajari sebuah keyakinan,
membuat siapa saja bisa masuk ke dunia pemahaman, yang semua orang
tidak mudah bisa memahaminya. Sebuah keyakinan yang telah menjadi
sebuah idiologi hidup yang cukup radikal.



Tentu saja, mereka menjadi keras dalam menyikapi hidupnya, seperti apa
yang telah menjadi idiologi keyakinannya. Ini akan tampak dengan apa
yang menjadi sikapnya terhadap berbagai masalah. Tentu saja dengan
pandangan-pandangan keyakinan yang cenderung keras dan radikal, dalam
fase ini, umumnya jarang mendapat dukungan atau kurang mendapat tempat
di lingkungannya. Inilah juga, yang menyebabkan mereka umumnya masuk
lebih jauh dalam dunia pemahaman yang diyakininya. Dunia pemahaman yang
sangat sulit atau mudah dipahami lingkungannya, sehingga merekapun
semakin larut dengan kedirian. Larut dalam kedirian yang membawanya
memasuki fase hidup yang justru semakin radikal dan sulit dipahami
masyarakat umum.



Keadaan inilah, yang justru dijadikan ukuran (ciri-ciri) oleh
tokoh-tokoh teroris untuk direkrut dan dijadikan seorang teroris
sungguhan. Tentu saja mereka sangat mudah dibentuk dan diarahkan oleh
kelompok teroris untuk melukan tugas-tugas yang menurut mereka adalah
tugas mulia. Lepas dari adanya (atau mungkin sudah tidak ada)
tokoh-tokoh teroris yang mengkoordinir ataupun kepentingan-kepentingan
politik (tujuan) inteljen untuk mengakhiri ruang gerak gerakan
terorisme itu, maka merekalah yang akan dengan mudah dibentuk dan
diarahkan melakukan gerakan teror. Semua itu hanya dengan mengetahui
pandangan-pandangan hidup tentang keyakinan dan idieologinya sebagai
ciri-cirinya atau ukuran seorang kader militan yang bisa melakukan
teror.





Bom Bali Dua, kelompok teroris dan pelakunya ?




Bukan pekerjaan yang mudah memang, menangkap pelaku teror yang sudah
banyak belajar dengan teror sebelumnya. Apalagi ada pendapat, bahwa
pelaku yang terdahulu yang sudah tertangkap dengan pelaku sekarang
tidak saling mengenal. Dan ini sangat mungkin mengingat pelaku teroris
bisa ada dan muncul di mana saja. Lebih-lebih, jika ternyata mereka
(pelaku bom yang barusan terjadi) adalah kader baru. Maka, bisa saja
mereka baru mengenal sebelum aksi mereka dilakukan. Maka tentunya
menjadi pekerjaan yang sangat sulit bagi aparat kepolisian.



Namun demikian, kader-kader teroris sebenarnya tidak jauh dengan
kelompok yang semula mereka ikuti. Kelompok ini tentu saja, atau malah
mungkin, sama sekali tidak mempunyai idiologi yang (di dalamnya)
memiliki tujuan melakukan gerakan teror. Maka wajarlah, kalau ada
tuduhan yang dilakukan pihal luar ( Australia ) bahwa pelaku teror
adalah dari kelompok Jema'ah Islamiyah, sebuah kelompok yang sebenarnya
tidak ada untuk menghindari tuduhan langsung pada kelompok yang
berpotensi menglahirkan pelaku teror.



Akan tetapi pengalaman sejarah telah menunjukkan, bahwa pelaku teror
punya keterkaitan dengan suatu organisasi atau kelompok yang memang
ada. Walaupun harus diakui, bahwa kelompok ini memang tidak menjadikan
organisasinya sebagai organisasi yang mendukung gerakan teror. Seperti
yang telah menjadi uraian diatas, bahwa pelaku radikalisme sebenarnya
tidak berkaitan dengan sebuah organisasi atau kelompok, namun paling
tidak telah melahirkan pelaku-pelaku teror. Pelaku teror yang muncul
dari inisiatif pribadi yang telah direkrut oleh kelompok teroris.



Inilah yang sangat mungkin terjadi dalam bom Bali kedua. Mereka adalah
kader-kader teroris baru yang berhasil direkrut oleh tangan teroris.
Kader yang sangat memungkinkan lahir dari kelompok atau organisasi yang
ada, walaupun sama sekali tidak berkaitan dengan gerakan teror.



Untuk ini, sudah saatnyalah aparat kepolisian tidak perlu mencurigai
secara sempit organisasi yang ada, namun pribadi dari orang-orang yang
sudah tidak berada pada organisasi tersebut, atau bisa saja masih ada
di dalam namun sangat sulit dibuktikan. Di sinilah, tampaknya aparat
keamanan dapat selalu memantau dan mewaspadai pribadi-pribadi yang
berpotensi sebagai pelaku teroris atau malah penggerak teroris secara
tersembunyi. Dengan demikian, aparat dituntut untuk bisa memisahkan dan
memilah-milah antara organisasi sebagai institusi dengan pribadi yang
menjadi anggota suatu organisasi. Bisa saja suatu organisasi tidak
mengetahui gerakan yang telah dilakukan oleh pribadi yang menjadi
anggota sebuah organiosasi. Sebab, memang begitulah yang terjadi pada
fase hidup seseorang yang bisa menjadi radikal atas nama pribadi bukan
organisasi, ataupun akibat keyakinan agama dan kepercayaan yang
dianutnya. Jadi yang sebenarnya terjadi hanyalah sebuah radikalisme
hidup yang terbangun pada kehidupan pribadi seseorang !



Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi untuk menemukan pelaku-2
Terorisme. Serta bisa menjadi kewaspadaan masyarakat luas maupun sebuah
organisasi, akan adanya sebuah radikalisme hidup yang bisa ada dan
muncul di mana saja dan kapan saja !



Wallohu A'lam Bishshowab.



Salam.

Masidan.




Spoiler for Baca yg Lainnya..:








Spoiler for Yg PILIHAN...!!! :





Spoiler for NEWS...!!!:





= Yg Gue... SUKA & TIDAK SUKA... ama **AMROZI Cs** ???

= Ayo ! Jadikan **KELUH-KESAH ANDA** menjadi LELUCON.... !

= **Dukun Ampuh** & **Keberuntungan**... ???

= Kira-2 Mo jadi **BANGSA yg KONYOL** ato **BANGSA yg HEBAT** ???

= **Santet**, Teror & Kebohongan... !!!

= Sukses, Jimat dan mbah dukun !

= *** GUGUN GONDRONG *** Hanyalah KORBAN... para PENDEWA SETAN !

= Mutiarahatiku : ***LELAKI, WANITA & CINTA***... !

= TUYUL vs MALING ! ( Lanjutan... Seri : Anti Klenik )

= ( Mutiara Hatimu... ke-4 ) ** CINTA** & **JODOH** ... !!!

= RT Selebritis... Tak ingin mudah BUBAR !!! Belajar ama Alm. Shophan !

= ( Mutiara Hatimu... ) Jng Kau Buat **RESAH** Hidup ini... !!!

= Sering.... KECURIAN...., tp tak pernah tahu Pencurinya ???

= Jadi... **PELAWAK** di Indonesia... ??? HATI-2 !!! Umurnya tdk Panjang... !!!

= (refleksi) Hidup Kita ternyata... hanya Ada 2 Hal... ???

= (refleksi) Hidup ternyata... hanya sebuah Pembelajaran.

= Tiada... **MAAF** lagi... bagi PARA **PENGKIANAT** BANGSA !!!

= Benarkah... ??? **KEKAYAAN MEREKA** Membuatnya BAHAGIA... ?

= Akankah... pr Koruptor... tersentuh dgn **TRAGEDI PASURUAN**... ???

= **H Syachon Fikri** HARUS BERTANGGUNG JAWAB **TRAGEDI PASURUAN**... !!!

= (refleksi) Waspadailah !!! **KEBODOHAN** yg mungkin ada pd diri kita !

= **PSSI** Sebaiknya BUBAR Saja !!! Buat malu saja !

= ( Refleksi ) *KEBAHAGIAAN* adlh Milik Anda... bkn milik siapa-2... !

= Bisakah... **PARA KORUPTOR** di masukin PENJARA Semua... ???

= Seandainya Dunia ini selalu Menyenangkan... ???

= Calon KORUPTOR.... yg akan memenuhi Penjara di pelosok Negri... !!!

= Berhati-hatilah dgn **ORANG PENDIAM** di lingkungan Anda... !!!

= Oc Kaligis ternyata **KEDER** juga sama Kaskuser.... !!!










Spoiler for YG LAINNYA...!!!:

























Last edited by masidan; Today at 12:17 AM.



Percaya ama **SANTET** = **BUNUH DIRI**... !!!

Percaya ama **SANTET**

 =

**BUNUH DIRI**... !!!


Serial Anti Klenik !




=====================

**Tulisan ini kelanjutan dari treads : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1125222 **

=====================



Inilah yg membuat Gua Prihatin... ! Terhadap orang yg mau-maunya percaya ama santet... dan sejenisnya !



Bagaimana tidak ?

Ini sangat mirip dengan orang yg mau-maunya... bunuh diri... !
Padahal... sama sekali tak menginginkannya ! Malah bisa-bisa mati...
scr pelan tapi pasti !



Betapa tidak... ?

Jika otak sudah terpenjara dgn... sgl bentuk perklenikan & tahayul.
Maka, setiap gerak dan langkahnya pun seakan-akan dikaitkan dengan
mitos-mitos tersebut.



Sakit, belum ketemu obatnya saja sudah mempunyai pikiran terkena
santet. Apalagi, sakit yg belum ketemu penyakitnya.... Wah... ! Bakalan
sudah mengklaim dirinya, keluarga, atau tetangganya... terkena santet !




Segala sesuatu selalu saja dikaitkan dengan santet, klenik, tahyul dll.
Hingga hampir semua hidupnya dikait-kaitkan dengan semuanya !



Ya...., dasar cara berpikir slalu saja memakai hukum kait mengkait... ?
Ya..., pastilah ! Selalu saja dicari unsur pembenarnya sampai ketemu
dan terkait ! Memang terlalu banyak alasan pembenar.... utk bisa dicari
sendiri... utk ada !



Ya sudah... ! Kalau begitu cara berpikirnya.... ! Tentu saja ! Pasti !
Seakan-akan benar adanya ! Dan serasa... benar-benar ada !



Apalagi... Santet... tak lebih dan tak bukan... hanyalah sebuah
teror... seumur hidup orang yg mempercayainya ! Sebuah teror... yg
memang lama dilukis dalam dirinya sendiri... ! Di Tambah... Teror... yg
dilakukan banyak pengibul... di bumi pertiwi ini.... !



Teror yg diciptakannya sendiri utk takut & kawatir... ! Utk
percaya... mmg bisa terkena ! Utk ada... sehingga mengklaim diguna-guna
!



Semua terjadi... akibat pola pikir yg memang sudah terbangun sejak lama... !

Hiduppun, tanpa disadarinya... seakan penuh dgn Teror dan ketakutan ! Takut dan kawatir adanya Santet... yg mengenainya !




Ya.... akhirnya... !

Meriang sedikit kena flu... sudah kepikiran kena santet ! Ada orang kena kangker atau tumor.... sudah mengarah ke guna-guna !



Ketakutan dan teror pun seakan membayang-banyangi hidupnya !



Coba... bayangkan... ?

Sedikit-sedikit... terkena guna-guna !

Belum-belum sudah terkena santet !

Semua hidupnya seakan-akan dikaitkan kesana !



Sakit infeksi dalam atau yg lainnya... sudah yakin kena santet... !

Tentu saja... tidak malah melakukan pemeriksaan medis scr mendalam... e.. e.. malah mencari dukun atau ke yg sejenisnya !



Belum sembuh juga... ?

Terus tanpa lelah... mencari dukun dan lainnya yg lebih ampuh.... !



Tak sembuh-sembuh... ?

Tak menyerah mencari orang pintar dan semacamnya !



Waktupun habis digunakan utk mencari orang yg salah !

Malah sakit pun bertambah Berat !

Ya... sakaratul maut pun tingggal menunggu waktu.... Karena keadaannya semakin Parah !



Bagaimana.. tidak ?

Tidak melakukan pemeriksaan medis yg seharusnya...., malah menghabiskan waktu utk mencari dukun dan orang Pintar.... !

Jadilah..., yang bersangkutan segera "coid" ! Karena penyakitnya sudah tidak mungkin tertolong lagi !



Nah...., salah satu kasus di atas...., dari banyak kasus yg hampir
mirip..., kalau Anda perhatikan dgn seksama... maka sama saja... tanpa
sengaja telah melakukan usaha bunuh diri... !!!

Oleh dirinya, keluarganya, atau tetangganya sendiri... !!!

Hebat... bukan... ???



Inilah... fakta yg tak terbantahkan... yg telah terjadi pd mereka !



Utk itu....,

Mau bunuh diri... secara Pelan tapi Pasti... !

Maka..., Percayalah... dengan Santet, klenik dan segala bentuk Tahyul !

Percayakanlah juga... Hidup Anda... kepada... Para Pengibul !




Akhirnyapun....terserah pd Anda... !

Wong... semua adalah Hidup Anda !



Selamat merenungkan... dan memutuskannya sendiri.... sebelum terlambat !





Quote:








Quote:








Originally Posted by SetanJimbe
View Post

thanks gan



ada yg mau jajal ilmu gue?




Quote:








Originally Posted by bashirsatriani
View Post

ada tuh.. namanya masidan..





berani ??



cek ini kalo ga percaya

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1111749



dan ini



http://kaskus.us/showthread.php?t=1113677



jangan kayak demon666 yah menghilang begitu saja





Ya ini orangnya Bos... !

Jangan ngibul lagi... kayak yg lainnya ya... !



Buka ini juga Bos... :



= MEMBONGKAR **BOROK & KEBOHONGAN** DUKUN, SANTET, PERKLENIKAN dll... !



Sites : http://www.duhgusti.com




Masidan.





Spoiler for Baca yg Lainnya..:








Spoiler for Yg PILIHAN...!!! :





Spoiler for NEWS...!!!:





Spoiler for YG LAINNYA...!!!:

























Last edited by masidan; Today at 04:28 PM.



**Santet**, Teror & Kebohongan... !!!

**Santet**, Teror & Kebohongan... !!!


== Serial Anti Klenik ! ==


=====================

**Tulisan ini kelanjutan dari treads : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1125222 **

=====================



Inilah kelicikan mereka !

Selalu saja...., memanfaatkan MOMENT... hanya untuk menyebar Teror... dan kebohongan... !



Sadarkah... Anda... ?

Pembohong... adl.... Penjahat yg sangat nyata !

Sebab Pembohong.. hanyalah salah satu unsur.... dari banyak kelicikan dan kebohongan... !

Sebagaimana... Pecundang... hanyalah produk dari.... sebuah sistem ( kumpulan ) para pembohong !



Seorang Pembohong... !

Maka dapat dipastikan didalamnya... terdapat sifat-2 yg penuh
kelicikan..., Kotoran..., dan hampir semua sumber kebobrokan Moral... !




Moment.....,

Adalah senjata Utama.... bagi Mereka... utk bisa menyebar Teror.... !

Sebagai alat pembenaran Kebohongan....

Utk mempertahankan eksistensinya !

Dan... yg paling Utama... adl utk selalu bisa menunjukkan Keberadaannya !

Jadi... ketika Eksistensi mereka mulai terancam... !

Maka..., TEROR.... ADL STU-SATUNYA JALAN YG TEPAT... utk bisa dilakukannya !



Sebagaimana.... PARA PREMAN... Kampung atau jalanan....

Cara-2 Teror.... adl pilihan efektif... agar selalu bisa diakui adanya !

Utk itu....,

PREMAN.... & PARA PENDEWA SETAN ( Penyantet ) sangat banyak kemiripannya !




INGAT... GUGUN GONDRONG ( Artis ) !

Hanyalah pilihan yg tepat bagi Komunitas Santet.... UTK MEREKAYASA KASUS
tersebut sbagai bentuk pembenaran keberadaan mereka dan santet itu
sendiri... ! Atau sbg bukti.... bahwa kebohongan santet itu mmg ada !



Perlu di ingat juga.... !

Pemilu & Pilpres 2009... adalah ladang subur bagi mereka...

Tentu saja... apalagi.... kalau tidak untuk memeras kocek para pengguna utk memakai jasanya !


BENAR-BENAR SEBUAH KELICIKAN..... !




Sebagaimana para pedagang Licik..... utk bisa menjual dagangannya.... agar laris manis di saat yg tepat !

Maka..., dibutuhkan TRIK - TRIK dan Kebohongan.... utk tidak melepas moment yg sangat tepat !

BENAR-BENAR SEBUAH KEBIADAPAN !



Jadi... GUGUN GONDRONG.... HANYA DIJADIKAN MOMENT UTK KEPENTINGAN-2 MEREKA !

Sekaligus sbg... Korban kelicikan... para Pendewa Setan... agar laris dagangannya ! Tentu saja... sbagai Trik - Trik mereka !

BENAR-BENAR GILA !



INGAT.... !

SANTET.... SEBANARNYA HANYALAH SEBUAH TEROR... !

TANPA TEROR..... ! SANTET... hanya akan menjadi SEBUAH LELUCON... !

walau sebenarnya... memang CUMAN LELUCON !

TANPA TEROR... SANTET hanya akan tinggal SEJARAH !

Maka..., TEROR.. merupakan salah satu CARA KERJA MEREKA !



BENAR-BENAR KEJAM !

Ah... Persetan bagi mereka !

Yang penting dagangannya laris - manis !

Dan... MORALITAS... pun... hanya akan ada di telapak kaki mereka !

Jadi... jangan tanyakan kpd mereka ttg Moralitas dan kekejaman.... ?



DASAR PENGIBUL.... !

PENGECUT !

PECUNDANG !

PENUH KELICIKAN & KEBOHONGAN... !

PERSETAN dgn semuanya... Korban... teror..., Persetan !



Yang penting LARIS - MANIS... Bro.... !




Bersambung.... !



 


Spoiler for Baca yg Lainnya..:








Spoiler for Yg PILIHAN...!!! :





Spoiler for NEWS...!!!:





Spoiler for YG LAINNYA...!!!: