Mabuk? Pakai Hansaplast


24 Dec @Kolom

Bepergian untuk beberapa hari, meninggalkan anak dan keluarga memang bukan yang pertama kali bagiku, sehingga ini seharusnya bukan hal yang baru, tetapi setiap babak selalu meninggalkan kisah yang menarik untuk dikenang. Setelah mengantongi izin dari suami dan anak-anak akhirnya aku pun menerima tugas dari sekolah untuk mendampingi anak-anak melakukan kegiatan wisata edukasi ke Pulau Bali. Tugas yang lumayan berat namun tentu juga menyenangkan ( sambil refreshing…. )

Bantul Bali bukanlah jarak yang dekat, terlebih kami harus menempuhnya lewat jalan darat. Perjalanan cukup menyita waktu dan tenaga. Lama perjalanan hampir sehari semalam. Berangkat pukul 07.00 WIB dan kami pun sampai Bali juga pukul 07.00 WITA. Kondisi bus harus nyaman dan juga menciptakan situasi yang menyenangkan bagi anak-anak , agar tidak mabuk perjalanan dan bisa menikmati keindahan alam yang dilewati. Tak lupa perjalanan diawali dengan doa bersama . Satu jam dua jam anak-anak massih enjoy ngobrol dengan teman sebelah, selanjutnya mulailah keluhan bermunculan . Mulai dari pertanyaan kapan sampainya, minta minyak kayu putih, tanya POM bensin karena sudah kebelet dan lain-lain. Untunglah crew armada sudah sangat paham dengan kondisi seperti ini, sehingga selang secara teratur diberhentikan di rest area. Kami pun bisa istirahat sejenak dan meringankan beban tubuh ( ke belakang ), sementara driver juga bisa melepas penat agar tidak mengantuk selama perjalanan.

Lampu-lampu jalan mulai menyala, malam pun datang. Lalu lintas liburan yang padat membuat perjalanan begitu ramai meski malam telah tiba. Anak-anak mulai mengantuk, suara obrolan mereka semakin lirih dan akhirnya kami pun tertidur. Deru mesin dan nyanyian klakson para pengguna jalan seakan menjadi music pengantar tidur kami. Tiba-tiba ada seorang anak membangunkanku.

“Bu, mau minta hansaplast,”

Aku pun langsung terbangun dan kaget .

“ Hansaplast? Kenapa, siapa yang terluka ?” tanyaku .

“ Tak ada Bu, cuma Reza pusing, takut mabuk, pusarnya mau ditempeli hansaplast ,”

Hadeeewh…bikin kaget saja.

“ Ooo…itu bukan hansaplast, tapi salonpas…,”

Suasana malam mendadak menjadi heboh gara-gara salah sebut. Anak-anak langsung terbangun dan tertawa . Memang kebiasaan di tempat kami bila bepergian jauh, untuk mengurangi mabuk perjalanan biasanya pada pusar ditempel dengan salonpas ( koyo ) , agar badan menjadi hangat. Entah karena sugesti atau apa yang jelas dengan ditempeli obat pengurang rasa nyeri (obat tempel yang membuat badan menjadi hangat ) sudah terkenal manjur untuk mengurangi mabuk perjalanan . Tentu saja beda dengan hansaplast yang sering untuk menutup luka . Duh …anak-anak ada-ada saja, mabuk koq mau dikasih hansaplast.

No comments: