Gamis Hitam Kembang-Kembang


05 Jan @Cerpen

Bergegas kubuka plastik belanjaan sore ini. Sebuah gamis hitam kembang-kembang yang menawan hatiku, tadi waktu berjalan-jalan bersama teman-teman kantor. Kebetulan ada acara hajatan di rumah teman , kami pun berangkat beramai-ramai , pulangnya ternyata melewati toko Jm fashion yang lumayan familiar. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir sebentar ( dasar emak-emak ). Dan hasilnya gamis hitam kembang-kembang yang kini sedang kucoba. Aku pun memakainya dan mematut diri di depan cermin bak peragawati ( xixixixi....).

“Baru ya..? “

Suara yang sangat kukenal mengagetkanku.

“ Sudah pulang Mas, wah maaf ga dengar tadi,” jawabku merasa bersalah

“Iya ga papa, wong lagi asyik nyoba baju, ingat lho Dik...”

Duuh...rasanya seperti tertonjok mendengar suamiku mengingatkan.

“Iya Mas, aku masih ingat koq, membeli baju baru berarti harus ada yang keluar dari lemari kan?”

“Pinter....tak ada air putih nih? “

Hehehe...aku pun beranjak pergi ke dapur mengambilkan air putih untuk suamiku. Segera kuberikan kepadanya.

“Maaf ya Mas, tadi khilaf melihat gamis ini, habis murah pas ada diskon lagi. Aku juga dah lama pengen gamis kayak gini,”

“ Tak apa, yang penting ingat apa yang sudah menjadi kesepakatan kita. Lemari kita kan kecil Dik, kalau nanti beli baju terus bisa penuh. Masih pengen umroh kan?”

“Masih...,” jawabku segera.

“ Nah...kapan kita bisa menabung kalau banyak pengeluaran? “ Sekecil apapun coba untuk sisihkan. Baju-baju masih bagus dan layak pakai tak perlu beli yang baru. Takut fotonya pakai baju itu terus? Memang orang lain liat foto kita terus? “ Jelasnya.

Aku hanya tertunduk. Benar juga, aku sangat ingin umroh tahun ini, kalau mudah tergoda dengan baju-baju, gimana mau bisa nabung. Memang harga baju tak seberapa, tapi bagaimana dengan keperluan yang lain. Sedikit-sedikit kalau dikumpulkan bisa jadi bukit. Kulihat gamis hitam kembang-kembang yang kupakai. Terbersit penyesalan telah membelinya. Rupanya suamiku tahu perubahan sikapku.

“ Sudahlah..tidak apa-apa, cantik koq gamisnya, apalagi yang pakai ,” katanya membuyarkanku

Aku pun tersenyum kecil, nyessss....kelepek-kelepek kalau dah dipuji begitu. Aku segera berlalu dengan mendaratkan kecupan di pipi suamiku. Terima kasih Mas...kau memang yang paling mengerti.

Aku tahu kau hanya ingin mengajarkanku arti hidup sederhana. Baju-baju yang kita punya sebenarnya juga tak seberapa, dengan alasan lemari kecil kau selalu ingatkan aku tentang membeli dan memberi. Setiap ada pembelian maka harus ada baju layak lain yang harus keluar dari dalam lemari. Baiklah Mas, aku akan ingat dan tak mudah tergoda lagi, agar kita bisa umroh bareng ke tanah suci. Mudahkanlah Ya Allah....

05012019

No comments: