Menangis dan Tertawa


30 Dec @Kolom

Tangisanmu memecah kesunyian malam itu. Tepat pukul 01.10 menit kau hadir ke dunia ini Nak. Semua begitu gembira menyambut tangisan pertamamu. Air mata bahagia dari orang-orang di sekelilingmu mewarnai dua pertiga malam itu. Rasa bahagia yang membuncah membuatku tak mampu berkata-kata. Terlebih ketika Ayahmu menggendong dan memperlihatkannya padaku. Kudekap erat dalam pelukku. Ku usap lembut tubuh mungilmu. Yaah…aku jadi baper, mengenang masa-masa berjuang melahirkanmu.

Melahirkan adalah suatu proses yang membuatku semakin menyadari akan arti sosok Ibu dalam hidupku. Melalui berbagai proses dari ngidam , bedrest, hingga melahirkan membuatku semakin kagum dan menyayangi Ibukku. Betapa tidak, seorang wanita harus bersusah payah mengandung hingga mempertaruhkan nyawa demi kelahiran buah hati tercinta. Sungguh sangat tak pantas bila kita sedikit saja berbicara agak keras atau bahkan melukai perasaannya.

Malam-malam panjang dilalui oleh seorang ibu untuk menjaga dan memastikan bayinya bisa bobok dengan nyenyak tanpa satu pun nyamuk mengganggunya. Ketika sang bayi ngompol pun, ibu tetap terjaga dan bergegas mengganti popoknya agar bayi tidak masuk angin. Sungguh perjalanan dan perjuangan seorang ibu agar kita bisa menjadi anak yang mandiri dan bisa melakukan apa-apa sendiri sangatlah panjang.

Aku tertegun ketika mendapati sebuah tulisan yang ditulis dengan begitu indah di sebuah diary yang kutemukan siang itu. “ Kau dilahirkan Ibumu menangis, sedang orang-orang di sekitarmu tertawa ria. Maka bersungguh-sungguhlah dalam menempa hidupmu, agar kelak orang-orang menangis atas kepergianmu “

Kalimat itulah yang selalu kujadikan motto dalam hidupku. Aku terlahir ke dunia ini melewati perjuangan seorang wanita. Perjuangan yang begitu gigih dan diiringi deraian air mata karena menahan kesakitan. Namun kesakitan itu seakan sirna begitu saja begitu melihat bayi mungil itu telah lahir ke dunia. Tak berhenti sampai di situ , dia terus berjuang untuk anaknya. Di sekitar tentu orang tertawa ikut merasakan kebahagiaan .

Kehidupan menempa kita. Begitu banyak pilihan mau jadi apa dan bagaimana. Kesungguhan dan upaya perbaikan diri agar menjadi insan yang bermanfaat dan bermartabat harus dilakukan, karena sebaik-baik insan adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Bila waktu telah usai, maka orang-orang pun akan tetap mengenang arti kehadiran kita. Semoga kita berhasil menempa hidup kita menjadi insan yang lebih baik.

No comments: