Mencari Alasan


04 Jan @Kolom

Kulihat Zahra, putri kecilku tertawa-tawa melihat kartun di televisi. Aku pun jadi penasaran dan duduk di sampingnya. Dengan manjanya dia pun segera menggelendot kepadaku.

“Nonton apa Dik? Seru amat? “ tanyaku sambil mempermainkan rambut tipisnya.

“Spongebob Bund....lucu,” jawabnya sambil terus tak lepas dari pandangan layar.

Aku pun ikut ngakak melihat film kartun anak-anak ini. Menurutku dari beberapa film kartun yang sering kulihat ( karena harus menemani si kecil ) , Spongebob adalah adalah film yang layak ditonton anak-anak dengan bimbingan orang tua. Banyak film kartun lain yang mungkin juga menarik, lucu, tetapi kurang sreg untuk anak-anak. Kebetulan sore ini kisah si Spon kuning sedang mendapat tugas dari Nyonya Puff ( gurunya ) untuk menulis. Entah mengapa sesampai di rumah ia tak segera melaksanakan tugasnya, ia justru sibuk membersihkan rumah, mengepel, mengatur kamar yang sudah rapi. Hal-hal yang tak perlu dilakukan ia lakukan berulang-ulang. Kelakuannya sungguh membuat penonton ( aku dan anakku ) terpingkal-pingkal. Pensil yang digunakan untuk menulis pun dirauti terus hingga tinggal sedikit yang tersisa. Tak terasa hari sudah malam, si Kuning masih saja mencari-cari hal yang tak penting ( turun ke dapur memasak, makan, mencuci piring ) , sampai akhirnya ia kembali ke meja belajarnya dan membuka bukunya. Sekuat tenaga ia kerahkan kemampuan untuk menulis sampai keringat bercucuran namun tak satu kalimat pun
dituliskan, kertas selembar demi selembar berakhir di tempat sampah.

“Aku bisa, aku bisa....”

Berulang-ulang Spongebob mengucapkannya. Dan ketika ia berhasil menulis , hari telah menjelang pagi. Sebentar kemudian ia pun tertidur dan akhirnya bangun kesiangan. The end...

Sederhana, namun begitu banyak pesan yang terkandung di dalamnya. Terkadang aku merasa kesindir banget dengan film kartun anak-anak ini. Aku sering mencari-cari alasan ketika akan mengerjakan suatu hal yang baru. Alasan yang sengaja dibuat sendiri sebagai pembenaran ketika tugas tak berhasil kita lakukan. Kita kerjakan hal-hal yang kurang penting sebagai pelarian. Fokus dan kembali ke topik utama itu mungkin bisa digunakan sebagai arah jalan pulang ( kayak tersesat saja..hehehe).

@mencari alasan

Kaki terasa berat melangkah

Tangan terasa lemas

Mata pun enggan membuka

Hempaskan semua

Itu hanyalah malas yang melekat

Sengaja kita hadirkan

Tuk menjadi alasan

Agar ada pembenaran

Ketika tugas tak terselesaikan

Ayo sibakkan semua

Kita pasti bisa

Tak perlu mencari alasan

Singsingkan lengan

Lawan dan bangkitlah

Tinggalkan rasa tak bisa

Tinggalkan rasa tak kuasa

Beribu jalan terbuka

Tak ada yang buntu

Tak ada yang sia-sia

Semua begitu nyata

#edisiingatkandirisendiri#hariesoklebihbaik#

No comments: