Mengapa Orang Tidak Mau Menulis ?


31 Dec @Kolom

Setelah mengunggah tulisan biasanya aku akan membaginya pada grup di gawaiku. Tidak semua grup kubagi link tulisan, karena memang grupku bermacam-macam. Tentu sangat tak enak ketika menyebar link di tempat yang kurang tepat. Tanpa sedikit pun niatan pamer tulisan , menurutku dengan membagi tulisan, kita bisa menghindari penyebaran berita hoax( menurutku lho...). Terlebih dengan adanya UU ITE ( Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ) tentu kita harus lebih berhati-hati menyebarkan berita. Terbukti dengan menulis sendiri , sangat mengurangi bahkan jarang untuk copas tulisan yang belum tentu kebenarannya. Dengan demikian menulis bisa memutus rantai penyebaran hoax.

Melalui penelitian tipis-tipis ( duileee….sok ilmiah ini ), kutemukan beberapa alasan mengapa orang tidak mau menulis versi responden yang saya temui lho …

1. Tidak bisa menulis

“ Saya tidak bisa menulis, “ begitu kalimat yang sering terlontar dari beberapa orang yang sering saya ajak diskusi tentang menulis. Apakah benar tidak bisa menulis? Menurut saya sangat tidak benar. Di zaman sekarang hampir bisa dihitung orang yang tidak mempunyai gawai. Bahkan satu orang bisa memiliki beberapa . Tidak ada kalangan atas maupun bawah, gawai menembus hingga ke mana-mana. Grup-grup menjamur bak cendawan di musim hujan. Satu orang saja bisa memiliki lebih dari 50 grup ( ya ampuun, banyaknya….) Dari grup alumni TK,SD, SMP,SMA, dan masih banyak lagi grup lain. Apakah tidak ada interaksi di grup? Ramai bukan? Artinya di situ ada aktivitas membaca dan menulis. Jadi hampir semua orang pada dasarnya bisa untuk menulis. Menjawab chat dengan panjang dan sangat jelas itu termasuk menulis. Ini tentu menjadi modal dasar untuk menulis. Tinggal mengembangkan saja dari apa yang dibaca dan dituliskan. Jelas fakta pertama tidak bisa digunakan sebagai alasan untuk tidak menulis.

2. Tidak punya waktu luang

“ Saya tidak punya waktu luang untuk menulis ,”

Jawaban yang sering disampaikan oleh orang-orang yang sangat sibuk, banyak aktivitas, dan juga wanita karier dengan kesibukan rumah tangganya. Sangat masuk di akal alasan ini. Memang menulis perlu wakt. Kita tak akan bisa menulis bila tidak meluangkan waktu. Jadi jangan menunggu waktu luang untuk menulis, tetapi luangkan waktu . Terus bagaimana dengan kesibukan dan aktivitas yang sangat banyak? Akar masalah berarti bukan pada waktu luang tetapi pada manajemen waktu. Wanita karier dengan kesibukan utama sebagai ibu rumah tangga bisa menulis di saat- saat tertentu. Setelah kegiatan rumah selesai, ketika anak-anak sudah tidur, menjelang subuh, tengah malam , atau tergantung pada pribadi masing-masing untuk mencari waktu yang pas. Sedikit pemaksaan ya….. , kita memang harus meluangkan waktu untuk menulis.

3. Alasan yang ketiga nanti saja ya, karena saya harus cabut untuk urusan yang lain ( sok sibuk …...) Sudah ada point-point dalam catatan saya , mudah-mudahan nanti ada kesempatan eh bisa menyempatkan diri untuk mengembangkannya.

#edisibacalingkungan#hariesoklebihbaik#marimenulis#

No comments: