Tulisan Saya Jelek


31 Dec @Opini

Tulisan ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari artikel saya tadi pagi, tentang “ Mengapa Orang Tidak Mau Menulis “. Berhubung tadi sudah sampai nomer dua, maka berikut ini adalah nomor selanjutnya. Cekidot….

3. Tulisan saya jelek

Memangnya menggunakan pensil atau ballpoint? Huruf-huruf di computer/ laptop fontnya bagus-bagus tidak ada yang jelek. Hehehe..tentu bukan ini yang dimaksud ya, lebih tepatnya dilihat dari sudut pandang materi atau kualitas tulisan. Bisa menilai jelek, itu berarti kita sudah hebat lho ( mampu menilai ). Saya pernah mempunyai perasaan yang sama dan kalimat yang sama yaitu “ tulisan saya jelek “. Untunglah ada penulis hebat yang memberikan motivasi dan selalu saya ingat.

“ Jangan pernah menghakimi tulisan Anda sendiri , “

Saya pun merenung. Bayangkan, sebuah ide untuk menjadi tulisan tentu telah melewati proses yang panjang, dengan menyita waktu dan energy. Setelah jadi tulisan dengan mudahnya kita mengatakan jelek. Sangat tidak adil bukan? Jerih payah seolah tiada harganya. Kita harus punya mental untuk menghargai tulisan. Kita sering mendengar orang berkata, “biarkan tulisan menemukan takdirnya sendiri, eh pembacanya,” So…kita harus percaya diri ( modal nekad untuk belajar lebih baik ) . Sebuah tulisan merupakan hasil karya , sehingga seperti apapun pantas untuk dihargai. Tidak ada pembacanya? Biar saja, mungkin tidak untuk saat ini, tapi yakinlah suatu saat ada yang membaca tulisan kita. Takut tulisan kita menjadi sampah? Jangan khawatir tidak semua sampah harus dibuang, masih ada sampah yang bisa kita olah kembali menjadi barang yang bermanfaat. Sekali menulis langsung bagus, itu hebat. Tetapi berkali-kali menulis dan akhirnya menjadi bagus itu luar biasa. Proses yang luar biasa akan membuahkan hasil yang super pula.

4. Tidak memiliki ide

Ide bisa didapatkan di mana saja dan kapan saja. Bahkan ada seorang penulis yang paling banyak mendapatkan ide ketika ( maaf ) sedang ke belakang . Ada yang mendapat ide ketika sedang mencuci. Ada yang mendapat ide ketika sedang bepergian dan lain-lain. Ide sangat banyak bertebaran di sekitar kita. Bisa kita mulai dari diri sendiri, orang di sekitar kita, atau apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. Bisa menggunakan panca indera kita untuk mencarinya. Catat ide pokoknya dalam note pad atau block note kecil, sehingga nanti bila memungkinkan baru dikembangkan menjadi tulisan. Kemampuan menangkap ide ini pun tidak sekali lihat langsung peka jadi ide. Tiap orang berbeda-beda . Dan ini yang harus kita latih, ketrampilan dan kepekaan menangkap ide yang ada. Masih bingung mencari ide?

5. Sudah banyak yang menulis

Lhoo…? Sudah banyak yang makan, tapi kita makan juga. Sudah banyak yang mengajar, tetapi kita mengajar juga. Sudah banyak orang melakukan kebaikan, maka kita pun juga harus bisa melakukan kebaikan. Dalam sebuah refleksi diri, sesuatu yang mendatangkan kebaikan dan manfaat mestinya harus kita pertahankan. Dan bila menulis membawa banyak kebaikan untuk diri ini dan orang lain, why not? Gaya menulis tiap orang berbeda-beda. Genre atau alirannya pun berragam, jadi tidak masalah ketika topik yang sama dituliskan oleh beberapa penulis. Gaya menulis, pilihan kata dan juga rasa yang ada pasti akan berbeda-beda pula. Jadi kalau orang lain saja banyak yang mau menulis, mengapa kita tidak?

Masih ada alasan lain?

#edisibacalingkungan#marimenulis#hariiniharuslebihbaik#

No comments: