Bagaimana Cara Menghindar dari Kesalahan?


02 Nov @Opini

Saya tertarik dengan tulisan salah seorang penulis populer Bapak Edi Prasetyo beberapa hari yang lalu yang berjudul “ Hindari Kesalahan Penulisan di Gurusiana “. Tulisan yang sangat berbobot dan bergizi untuk kita semua, terlebih gurusianer yang masih kabur kanginan seperti saya. Benar sekali apa yang beliau tuliskan , bahwa sebagian besar penulis di gurusiana adalah guru, sehingga hendaknya selalu berusaha untuk menghindari kesalahan penulisan. Mengapa? Karena guru selayaknya digugu dan ditiru.

Beliau masih menemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan di gurusiana. Diantaranya seperti penulisan judul, kata sambung, penulisan tambahan dan lain sebagainya. Pada artikel tersebut beliau juga menuliskan usaha yang bisa dilakukan untuk menghindar dari kesalahan-kesalahan tersebut yaitu dengan mempelajari PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ) dan melakukan penyuntingan sebelum mengunggah tulisan.

Benar sekali apa yang dituliskan. Tidak semua guru berasal dari bidang studi Bahasa Indonesia, sehingga semestinya guru harus mau untuk belajar dan memahami PUEBI sehingga dapat menulis dengan benar. Bagaimana jika belum paham? Apakah tidak boleh menulis? Tentu saja tidak, justru dengan semakin sering menulis maka kita akan semakin memahami tata bahasa yang benar. Maka salah besar ketika seseorang tidak berani menulis karena takut salah dalam ejaan. Guru harus mau menjadi “guru pembelajar “ seperti apa yang pernah disampaikan oleh Bapak Anies Baswedan pada Peringatan Hari Guru tahun 2015. Setiap guru sejatinya adalah pembelajar, karena zaman yang dihadapi selalu berkembang, demikian juga dunia pendidikan, agar kita menjadi guru yang handal dan professional semestinyalah kita harus mau untuk belajar dan menjadi guru pembelajar.

Cara yang kedua yang dituliskan oleh Pak Edi Prasetyo adalah melakukan penyuntingan naskah sebelum diunggah. Langkah – langkah dalam menulis, memang idealnya demikian. Setelah menuangkan segala ide dalam tulisan secara cepat, maka langkah selanjutnya adalah mengedit atau penyuntingan. Kita cek kembali tulisan kita, baik dari segi isi , keruntutan ide maupun yang tak kalah pentingnya adalah tata tulis. Bila sudah yakin, maka tulisan siap untuk diunggah. Berapa kali kita harus menyunting? Tentu saja sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Mari kita gunakan rumah besar gurusiana sebagai tempat untuk belajar menulis, menulis dan menulis sehingga akhirnya tulisan kita bisa menjadi buku yang kita idam-idamkan. Semangat belajar dan terus berkarya.

Bismillah…

Banguntapan,02112018

No comments: