Ibuku adalah Guruku


24 Nov @Kolom

Rambutnya sudah tak hitam lagi, warna putih menjadi sangat dominan. Kulitnya pun sudah berkeriput dan mulai kisut, namun kecantikannya tetap tercermin dari senyumnya. Tatapan matanya pun tetap teduh dan menyejukkan. Belaian tangannya tak berubah, masih sama seperti masa kecilku dulu. Dialah wanita yang selalu ada untukku. Bahkan sampai aku sudah berkeluarga dan punya anak pun , beliau tetap seperti dulu. Meski kini jarak memisahkan , namun dering telepon setiap hari seolah sudah terjadwal rutin. Terkadang karena kesibukan dan berbagai urusan aku lupa untuk menelepon duluan, tetapi Ibuku tak pernah lupa. Alangkah naifnya aku....terkadang aku menjadi malu sendiri, ketika Ibukulah yang lebih dulu meneleponku. Suara lembutnya khas, begitu juga tawa dan candanya. Bahkan meski lewat telepon saja, Ibukku sangat hafal dan mengerti betul kondisiku, sedang sedih, suka ataupun gembira. Seolah semua tak bisa kusembunyikan dari beliau.

Kutuliskan puisi ini untuk Ibuku, wanita yang menjadi motivator dan sumber inspirasi dalam hidupku.

@puisi Ibuku adalah guruku

Wanita yang tlah mengandungku

Mengajariku membuka mataku

Menapakkan kakiku

Tak kenal lelah merawatku

Membesarkanku

Mengajariku mengenal sekeliling

Agar tak sesat jalanku

Ibuku adalah guruku

Wanita yang tak pernah rela dengan air mataku

Selalu diusapnya tangis kekalahanku

Wanita yang selalu bahagia

Atas keberhasilan dan kemenanganku

Wanita yang selalu membelai rambutku

Kala gundah menyapa hidupku

Ibuku adalah guruku

Wanita yang tak jemu mendorongku

Untuk terus menuntut ilmu

Wanita yang rela tak memakai baju baru

Agar bisa membeli buku

Wanita yang rela menjadi buruh

Agar bisa melanjutkan kuliahku

Ibuku adalah guruku

Wanita yang dengan tulus selalu mendoakanku

Dalam setiap hentakan napasnya

Untuk keberhasilan dan kebahagiaanku

Ibuku adalah guruku

Karenamulah hari ini aku dipangil “ Bu Guru “

Berkatmulah aku bisa mengerti duniaku

Terimakasih Ibuku

Berjuta kata pun tak kan mungkin mampu

Menggambarkan rasa terimakasihku

Bahkan berlian segunungpun

Tak kan pernah sebanding dengan pengorbananmu

Terimakasih Ibuku

Engkaulah guruku

Semoga sehat selalu, penuh rindu untuk Ayah dan Ibukku

17 Januari 2018

No comments: