Duka Pantai Carita


25 Dec @Kolom

Tersentak mendapat kabar yang sangat mencengangkan. Berada jauh dari keluarga tiba-tiba berita Anyer mencuat memenuhi hampir seluruh grup di wa. Di tengah keceriaan hingar bingar berpesta dengan lagu yang menghibur dan menghentak jiwa , gelombang datang tanpa permisi menggulung dengan ganas megahnya panggung pertunjukkan. Jerit ketakutan di mana-mana. Semua di luar dugaan. Dunia bagaikan kiamat, semua beterbangan tersapu gelombang. Kapal, rumah dan bangunan berantakan, apalagi manusia. Semua terombang ambing terbawa arus yang deras. Menggapai pegangan dan berharap pertolongan.

Dalam hitungan detik semua berubah , berbalik 360 derajat . Cerita bahagia menjadi babak yang mengiris hati untuk dikenang. Ada yang berpisah dengan sahabat, dengan keluarga bahkan dengan belahan jiwa. Andai waktu diputar kembali, pasti tak ada satu pun yang mau untuk berada di tempat itu. Namun sayang , waktu tak akan pernah kembali. Tinggalllah kita yang diberi akal dan pikiran untuk bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Bersegera untuk belajar mengoreksi diri.

Apa sebenarnya yang tengah terjadi? Mengapa bencana seakan tak mau beranjak dari bumi pertiwi? Tsunami tanpa indikasi datang bertubi. Tak ada satu pun yang mampu memprediksi malam itu akan menjadi malam yang menakutkan dan mengerikan. Bagaimana tidak, tsunami biasanya didahului dengan gempa, tapi tak ada gempa yang mereka rasakan, hingga kejadian ini benar-benar di luar dugaan. Penyebabnya pun masih menjadi teka teki dunia. Ada berita yang menyebutkan terjadinya tsunami di Selat Sunda dikarenakan longsoran pada gunung Anak Krakatau sehingga menyebabkan gelombang air laut naik dan bergerak dengan cepat seperti kecepatan pesawat terbang. Gelombang yang bergerak cepat ini menyapu semua yang dilewatinya, kapal, rumah, mobil dan semua yang ada disapu dengan dahsyatnya, sehingga tidak hanya karena terkena air tetapi banyak korban yang meninggal karena tertimpa bangunan. Semoga ketabahan dan keikhlasan selalu membersamai saudara-saudara kita yang menjadi korban tsunami di Selat Sunda.

Kabarmu mengagetkanku

Beritamu sungguh pilu

Tawa dan canda ternyata hanya sementara

Dalam hitungan detik

Semua berubah

Menjadi kepanikan dan air mata

Longsoran Anak Krakatau

Membawa gelombang terbang

Dahsyat menerjang

Bergejolak di Selat Sunda

Menyapu seluruh alam

Hingga berantakan dan berhamburan

Menyisakan duka yang menyesakkan

Tangisan panjang yang tak berkesudahan

Trauma yang melekat dalam ingatan

Terpisah dari genggaman kawan

Terlepas dari pelukan Bunda

Terlempar dari dekapan Ayah

Tersisih dari belahan jiwa

Sungguh mengoyak perasaaan

Tak ada yang bisa kulakukan

Menyimak tragedimu dari kejauhan

Hanya doa kupanjatkan

Semoga ketabahan Tuhan berikan

Semoga kekuatan selalu dilimpahkan

Sesungguhnya kita tak mampu menawar

Karna semua terjadi atas izin-Nya

No comments: