Embun Pagi


11 Nov @Kolom

Hujan yang begitu deras tadi malam, ternyata tak menyurutkan hingar bingar Kota Jogja. Lalu lintas tetap ramai seperti biasanya, bahkan cenderung macet. Perjalanan kami untuk mengantar sepupu yang akan melangsungkan pernikahanpun menjadi terasa sangat jauh. Jarak yang biasanya hanya ditempuh dalam waktu 30 menit ketika hari biasa, menjadi 2 jam. Ini adalah suatu fakta bahwa malam minggu, masih malam istimewa yang selalu ditunggu, untuk berkumpul bersama keluarga maupun kolega. Mudah-mudahan saja malam minggu benar-benar menjadi moment untuk saling mendekat dalam kebaikan. Tempat-tempat kuliner sepanjang jalan yang kami lewatipun terlihat sangat ramai. Tampak sambil menikmati makanan saling berbincang, entah dengan siapa mereka ( hehehe…kepo ). Aku jarang melihat semua ini, maklum kami jarang kuliner di malam minggu, lebih senang menghabiskan waktu dengan makan bersama di rumah ( dijamin lebih ngirit ).

Setelah tadi malam, calon pengantin melewati malam “ midodareni “ , hari ini akan dilanjutkan acara inti yaitu ijab kabul dan walimahan. Acara seyogyanya akan digelar jam 08.00. Berbagai persiapan telah dipersiapkan dari pagi. Sebelum kulanjutkan aktivitas rangkaian hajatan sepupu, kusempatkan untuk menyapu teras depan, yang terkena hujan semalam, dan menyambangi rumah besar gurusiana, yang mingkin juga terkena dampak hujan semalam.

@puisi “Embun Pagi “

Uap semalam yang tak tampak

Kini berubah wujudnya

Menjadi cairan yang menawan

Hadirmu membawa kesejukan

Bergelayut manja di tanaman

Segar nan indah di pucuk dedaunan

Hingga bunga pun kian mempesona

Embun pagi

Hilangkan resah semalam

Bawa pergi kegalauan jiwa

Bagai oase di tengah padang gersang

Tentramkan hati yang tengah goyah

Embun pagi

Biarkan kusapa dinginmu

Biarkan kupeluk sejukmu

Sebelum kau beranjak pergi

Tersapu mentari pagi

Sampai ketemu esok hari

Bila waktu menghendaki

Akan kuukir hari ini

Agar tetap sejuk dan asri

Seperti hadirmu duhai embun pagi

No comments: