Sampah !
Dan
Mahkluk Tak Tahu Diri !
Beberapa saat yang lalu, salah satu postingan blogku, mendapat cacian. Mungkin, jika yang mendapat cacian atau ejekan itu orang kebanyakan, pasti sudah naik darah, malu, ataupun tersinggung.
Tapi dasar aku, mendapat ejekan apapun santai aja. Ya... kayak kata Maia Estianti ; " Emang gue pikirin ? ". Juga mungkin, seperti kata Gus Dur : " Gitu aja kok repot ! ".
Tapi persoalannya bukan masalah tersingung ataupun tidak tersinggung. Tapi kata yang digunakan membuat aku jadi tergelitik, tak habis mengerti, dan malah tergugah kesadarannya untuk mengangkat topik ini. Sebuah kesadaran, di mana banyak orang melupakannya atau malah tak mau mengerti tentang kata itu.
Sampah...!
Begitulah kalimatnya.
Bahkan, kalimat atau kata itu juga sering kita dengar dan muncul ketika orang sedang jengkel, kecewa, marah, ataupun tersinggung.
Ucapan kata itu seakan sudah menjadi simbol :
Karena tak bisa meniru atau mengalahkan gaya postingan saya yg rada tidak umum ( ini mungkin lo broooouur ! Nanti di kira sok tahu ! hehehe. )
Tapi persoalannya bukan persoalan itu, yang akan kami angkat dalam tulisan ini. Akan tetapi, penggunaan kata " Sampah ! " ini yang telah menjadi simbol kemarahan tersebut.
Kami heran...
Sangat heran...
Kok bisa-bisanya menjadi simbol kekecewaan dan seterusnya ?
Memang,
Sampah sudah menjadi konotasi :
Dasar Sampah !
Aiit...,
Tunggu dulu...
Jangan hina habis-habisan si sampah donk !
Sadar...
Ingat...
Jangan pernah bermimpi untuk tidak menghendaki adanya sampah !
Tanpa sampah !
Lu.. nggak bakalan bisa hidup !
Coba bayangin ?
Kalau kita tidak menghendaki adanya sampah, maka pasti ! Kita harus tidak makan dan minum sampai mati. Juga yang hidup harus mati. Maka semua harus mati. Mati sendiri bakalan juga jadi sampah !
Coba bayangin sekali lagi....
Kalau kita makan dan minum, baik dari bahan tumbuhan ataupun hewan, itu saja sudah menghasilkan sampah. Jadi artinya, kalau tidak menghendaki sampah, jangan harap kita semua bisa makan. Gila...bukan ?
Jadi...?
Tidak menghendaki sampah !
maka,
Jangan pernah minta hidup !
Mau hidup... ?
Maka,
Harus mau ada sampah !
Gak mau sampah !
Berarti...
Sudah lupa sendiri kalau dirinya hidup..?
Enak aja remehkan sampah !
Padahal Lu... sendiri yang ngeluarin sampah !
Dasar mahkluk hidup yang tak tahu diri.. !
Kwak...kak...kak.....!
Tapi dasar aku, mendapat ejekan apapun santai aja. Ya... kayak kata Maia Estianti ; " Emang gue pikirin ? ". Juga mungkin, seperti kata Gus Dur : " Gitu aja kok repot ! ".
Tapi persoalannya bukan masalah tersingung ataupun tidak tersinggung. Tapi kata yang digunakan membuat aku jadi tergelitik, tak habis mengerti, dan malah tergugah kesadarannya untuk mengangkat topik ini. Sebuah kesadaran, di mana banyak orang melupakannya atau malah tak mau mengerti tentang kata itu.
Sampah...!
Begitulah kalimatnya.
Bahkan, kalimat atau kata itu juga sering kita dengar dan muncul ketika orang sedang jengkel, kecewa, marah, ataupun tersinggung.
Ucapan kata itu seakan sudah menjadi simbol :
Kekecewaan !
Kemarahan !
Kejengkelan !
Tapi juga mungkin kedengkian !
Kedengkian...Kemarahan !
Kejengkelan !
Tapi juga mungkin kedengkian !
Karena tak bisa meniru atau mengalahkan gaya postingan saya yg rada tidak umum ( ini mungkin lo broooouur ! Nanti di kira sok tahu ! hehehe. )
Tapi persoalannya bukan persoalan itu, yang akan kami angkat dalam tulisan ini. Akan tetapi, penggunaan kata " Sampah ! " ini yang telah menjadi simbol kemarahan tersebut.
Kami heran...
Sangat heran...
Kok bisa-bisanya menjadi simbol kekecewaan dan seterusnya ?
Memang,
Sampah sudah menjadi konotasi :
Barang tak berguna !
Busuk baunya !
Sangat menganggu keberadaannya !
Dan sangat pantas dibuang di tempat yang jauh dari keramaian.
Sampah...!Busuk baunya !
Sangat menganggu keberadaannya !
Dan sangat pantas dibuang di tempat yang jauh dari keramaian.
Dasar Sampah !
Aiit...,
Tunggu dulu...
Jangan hina habis-habisan si sampah donk !
Sadar...
Ingat...
Jangan pernah bermimpi untuk tidak menghendaki adanya sampah !
Tanpa sampah !
Lu.. nggak bakalan bisa hidup !
Coba bayangin ?
Kalau kita tidak menghendaki adanya sampah, maka pasti ! Kita harus tidak makan dan minum sampai mati. Juga yang hidup harus mati. Maka semua harus mati. Mati sendiri bakalan juga jadi sampah !
Coba bayangin sekali lagi....
Kalau kita makan dan minum, baik dari bahan tumbuhan ataupun hewan, itu saja sudah menghasilkan sampah. Jadi artinya, kalau tidak menghendaki sampah, jangan harap kita semua bisa makan. Gila...bukan ?
Jadi...?
Tidak menghendaki sampah !
maka,
Jangan pernah minta hidup !
Mau hidup... ?
Maka,
Harus mau ada sampah !
Gak mau sampah !
Berarti...
Sudah lupa sendiri kalau dirinya hidup..?
Enak aja remehkan sampah !
Padahal Lu... sendiri yang ngeluarin sampah !
Dasar mahkluk hidup yang tak tahu diri.. !
Kwak...kak...kak.....!
No comments:
Post a Comment